30 November 2009

Wahai anakku


WAHAI ANAK-ANAKKU



Wahai anakku siang malam sepanjang umurku, aku korbankan untukmu agar kalian berbahagia, kedua orang tuamu letih dan menderita serta hati gundah bila engkau sedang sakit dan wajahmu pucat. Anakku tercin-ta. Itulah kalimat yang sering diulang-ulang oleh seorang ibu atau bapak. Wahai seorang anak ingatlah jasa kedua orang tuamu yang besar tatkala engkau masih berada dalam kandungan, di saat kau masih bayi dan setelah kau menginjak remaja hingga engkau menjadi orang dewasa.


Sekarang tiba saatnya kedua orang tuamu membutuh-kan kasih sayang dan perhatian darimu. Sementara engkau hanya sibuk mengurusi isteri dan anak-anakmu hingga orang tuamu engkau abaikan, padahal orang arab jahiliyah dulu menganggap aib dan harga diri jatuh jika ada seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Peribahasa-peribahasa Arab menceritakannya, menuduhnya dengan gambaran yang sangat jelek sekali bahkan memberinya julukan dengan julukan-julukan yang sangat keji. Akan tetapi kita membaca banyak cerita di zaman sekarang tentang cerita anak-anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.


Abu Ubaidah At-Taimy dalam kitabnya, Al-'Aqaqah wal Bararah menuturkan beberapa contoh orang-orang yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya dan beberapa contoh orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Seorang dari bani Qurai' bernama Murrah bin Khattab bin Abdullah bin Hamzah pernah mengejek dan terkadang memukul orang tuanya, se-hingga bapaknya berkata:
Saya besarkan dia tatkala dia masih kecil bagaikan anak burung yang baru lahir yang masih lemah tulang-belulangnya.


Induknya yang menyuapi makan sampai melihat anaknya sudah mulai berkulit sempurna.
Dan contoh lain yang durhaka kepada orang tua-nya adalah putra Umi Tsawab Al-Hazaniyah, dia durhaka kepada ibunya karena isterinya selalu menghalangi untuk berbuat baik kepada ibunya, sehingga ibunya mengungkapkan kepedihan hati dalam sebuah syair:
Saya mengasuhnya di masa kecil tatkala masih seper-ti anak burung, sementara induknya yang menyuapi makanan dan melihat kulitnya yang masih baru tumbuh.
Setelah dewasa dia merobek pakaianku dan me-mukul badanku, apakah setelah masa tuaku aku harus mengajari etika dan adab.


Dan juga Yahya bin Yahya bin Said, suatu ketika dia pernah menyusahkan bapaknya lalu bapaknya meng-hardiknya dengan menulis syair:
Semenjak lahir dan masa bayi yang masih kecil aku mengasuhmu, dan saya selalu berusaha agar engkau menjadi orang tinggi dan berkecukupan.


Di malam hari engkau mengeluh sakit hingga tidak bisa tidur. Keluhan itu membuatku gundah dan ketakutan.


Jiwa selalu gelisah memikirkan keselamatan untuk dirimu, sebab aku tahu setiap jiwa terancam oleh ke-matian.
Contoh-contoh di atas merupakan sebagian dari beberapa kasus anak durhaka kepada kedua orang tua-nya yang terjadi pada masa lampau dan sekarang.


Dan di dalam sebagian lagu-lagu masyarakat jahili-yah dahulu, yang sering para wanita lantunkan adalah: Ya Allah, apa yang harus saya perbuat terhadap anakku yang durhaka, di masa kecil aku dengan susah payah membesarkannya, setelah menikah dengan seorang putri Romawi dia berbuat semena-mena terhadapku. Wanita ini mengadu kepada Allah terhadap sikap anaknya yang telah diasuh dengan susah payah, tetapi setelah menikah dengan wanita nasrani Romawi, dia melupakan ibunya.


Adapun contoh orang-orang yang berbuat baik kepada orang tua antara lain; cerita tiga orang yang terjebak dalam gua, di antara mereka ada yang mengata-kan: "Tidak ada cara yang mampu menyelamatkan kalian kecuali bertawassul dengan amal shalih kalian. Seorang di antara mereka berdo'a: "Ya Allah saya mempunyai dua orang tua yang lanjut usia dan saya sekeluarga tidak makan dan minum di malam hari sebelum mereka berdua, pada suatu saat saya pernah pergi jauh untuk suatu keperluan sehingga saya pulang terlambat dan sesampainya di rumah saya mendapatkan mereka berdua dalam keadaan tidur. Lalu saya memerah susu untuk malam itu, tetapi mereka berdua masih tetap tidur pulas, sementara saya tidak suka jika makan dan minum sebelum mereka. Akhirnya saya menunggu sambil memegang susu hingga mereka berdua ter-bangun, sampai fajar terbit mereka berdua baru bangun lalu meminum susu. Ya Allah jika perbuatan yang telah aku kerjakan tersebut termasuk perbuatan ikhlas karena mencari wajahMu, maka hilangkanlah kesulitan kami dari batu besar ini, lalu batu itu pun bergeser dari mulut gua.


Masih banyak contoh-contoh lain tentang orang-orang yang berbakti kepada orang tua baik di masa lampau maupun sekarang yang tidak mungkin kita ceritakan seluruhnya, kebaikan tersebut mereka per-sembahkan kepada orang tua sebagai balasan atas jasa-jasa, perhatian dan pemeliharaan mereka dan sebagai bukti pengakuan tulus dan akhlak mulia. Ini semua mengharuskan kepada setiap anak untuk mengingat kebaikan yang selalu mengalir tak ada hentinya hingga akhir hayat.


Sebagian orang-orang shalih sebelum berangkat kerja ada yang menyempatkan diri singgah ke rumah orang tuanya sambil mencium tangannya untuk memin-ta restu dan menanyakan keadaan serta kesehatan mereka. Lalu berangkat ke tempat kerja. Sikap mulia dan terpuji ini, sangat baik jika dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat.
Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hu-rairah bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Celakalah, celakalah". Beliau ditanya: "Siapa wahai Rasulullah? Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seseorang yang mendapati orang tuanya, dan salah satu atau keduanya berusia lanjut, kemudian tidak masuk Surga".
Dari Abdullah bin Umar berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


"Tiga orang tidak masuk Surga dan tidak dilihat Allah pada hari Kiamat; Orang yang durhaka kepa-da orang tua, wanita yang menyerupai laki-laki dan dayyuts. (HR. Ahmad)
Durhaka kepada orang tua adalah perbuatan zhalim besar dan sikap tidak tahu diri.
Rasulullah yang mengajari umat manusia etika dan tata krama mengetahui kedudukan dan fungsi seorang ibu dan bapak kemudian memberikan petunjuk kepada setiap orang mukmin agar menjadi umat yang bertang-gung jawab.


Di antara bentuk birrul walidain setelah orang tuanya meninggal adalah dengan menyambung hubung-an kerabat dengan teman dan sahabat orang tuanya.
Dari Abdullah bin Umar berkata sesungguhnya saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


"Sesungguhnya perbuatan yang terbaik adalah me-nyambung hubungan kerabat dengan sahabat orang tuanya". (Shahihul Jami', Al-Albani)
Bukti cinta dan berbakti kepada orang tua adalah menghormati dan menjaga hubungan persahabatan orang tua dengan teman-temannya. Pada saat seseorang mempererat hubungan persahabatan dengan teman bapaknya, merupakan bukti dalam berbakti kepada orang tua dan pertanda hasil baik pendidikan orang tua kepada anak.
Imam Muslim dalam kitab shahihnya menyebutkan tentang bab keutamaan menyambung hubungan persa-habatan dengan teman-teman bapak atau ibu. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


"Sesungguhnya perbuatan yang terbaik adalah menyambung hubungan persahabatan dengan saha-bat orang tuanya".
Dan juga hadits tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam meng-hormati teman-teman Khadijah setelah wafatnya.
Para ulama mengatakan bahwa al-birr bermakna menyambung silaturrahim, menyayangi dan berbuat ke-baikan serta menjaga persahabatan. Seluruhnya terma-suk bagian inti kebaikan./ Sumber (al-Sofwa)


[+/-] Selengkapnya...

Galeri Fhoto HUT Alwashliyah ke 79


peserta paduan suara berpose sejenak

senangnya berfhoto bersama
semoga washlıyah tetap hıdup zaman berzaman
menyanyıkan lagu Mars Alwashlıyah
senangnya dapat penghargaan

[+/-] Selengkapnya...

29 November 2009

SELINGAN





Ka. Madrasah sedang mengikuti Munas MPK Alwashliyah di Bandung



Alumni MAS dan MTS Alwashliyah Desa Pakam bersama dewan guru



Kisah Nasruddin Hoja


Harmoni Buah-Buahan


Nasrudin bersantai di bawah pohon arbei di kebunnya. Dilihatnya seluruh kebun, terutama tanaman labu yang mulai berbuah besar-besar dan ranum. Seperti biasa, Nasrudin merenung.



"Aku heran, apa sebabnya pohon arbei sebesar ini hanya bisa menghasilkan buah yang kecil. Padahal, labu yang merambat dan mudah patah saja bisa menghasilkan buah yang besar-besar."




Angin kecil bertiup. Ranting arbei bergerak dan saling bergesekan. Sebiji buah arbei jatuh tepat di kepala Nasrudin yang sedang tidak bersorban.




"Ah. Kurasa aku tahu sebabnya."




Mimpi Relijius




Nasrudin sedang dalam perjalanan dengan pastur dan yogi. Pada hari kesekian, bekal mereka tinggal sepotong kecil roti. Masing-masing merasa berhak memakan roti itu. Setelah debat seru, akhirnya mereka bersepakat memberikan roti itu kepada yang malam itu memperoleh mimpi paling relijius. Tidurlah mereka.




Pagi harinya, saat bangun, pastur bercerita: "Aku bermimpi melihat kristus membuat tanda salib. Itu adalah tanda yang istimewa sekali."




Yogi menukas, "Itu memang istimewa. Tapi aku bermimpi melakukan perjalanan ke nirwana, dan menemui tempat paling damai."




Nasrudin berkata, "Aku bermimpi sedang kelaparan di tengah gurun, dan tampak bayangan nabi Khidir bersabda 'Kalau engkau lapar, makanlah roti itu.' Jadi aku langsung bangun dan memakan roti itu saat itu juga."




[+/-] Selengkapnya...




[+/-] Selengkapnya...

25 November 2009

Dicari, Guru dengan Hati Nurani

Dicari, Guru dengan Hati
Rabu, 25 Nopember 2009 | 13:03 WIB

Surabaya - Hari ini, para guru merayakan Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT ke-64 Persatuan Guru Republik Indonesia. Meski sudah ada upaya perbaikan terhadap profesi guru, sepertinya pekerjaan rumah memerbaiki nasib guru masih panjang.


Wakil Ketua Pengurus PGRI Jatim, Joko Hadi, mengakui pemerintah memang telah mengupayakan peningkatan kualitas guru. “Guru ke depan harus bermartabat dan berkualitas,” ujar Joko, Rabu (25/11) siang tadi.

Dicari, Guru dengan Hati



“Berkualitas bukan hanya otaknya, tapi juga hatinya. Utamanya bagaimana menumbuhkan cita rasa kemajemukan di hati para guru,” tambah Joko tentang peringatan HGN dan HUT ke-64 PGRI.


Menurut dia, upaya yang dilakukan pemerintah kepada profesi guru pada saat ini dinilainya sudah cukup. Namun, ia berharap agar usaha pemerintah tidak sekadar menciptakan Undang-undang No 14/2005 tentang Guru dan Dosen, melainkan juga dengan lebih memperhatikan kesejahteraan guru. “Tidak ada ceritanya negara jatuh miskin hanya karena meningkatkan kesejahteraan guru,” ujar Joko.


Setali tiga uang, praktisi pendidikan Erlina Nasution juga sepakat, upaya meningkatkan kualitas guru masih panjang. Menurutnya sekarang masih banyak guru yang tidak paham betul profesinya. “Jadi guru itu terpaksa atau pilihan. Kalau memang pilihan kan seharusnya bisa jadi hobi. Bukan sekadar mata pencaharian,” ujar alumnus ITS yang juga berprofesi sebagai guru ini.


Menurut Erlina, kalau suatu pekerjaan sudah menjadi hobi, segala sesuatunya bisa ringan dikerjakan. “Kalau sudah hobi, apa pun pasti di-belani (dilakukan). Hobi kan gak ngitung duit,” ujarnya.


Meski mengakui, upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru sudah dilakukan, namun tetap saja ada yang masih perlu perbaikan. Dicontohkan, gap antar guru yang bisa ikut sertifikasi dan mereka yang belum bisa sertifikasi. “Di Sidoarjo, guru yang bisa ikut sertifikasi adalah mereka yang sudah punya pengalaman mengajar selama 20 tahun. Berbeda dengan di Surabaya yang hanya menetapkan masa mengajar 5 tahun,” ujar Erlina.


Pengamat Pendidikan dari ITS, Daniel M.Rosyid juga mengungkapkan hal yang sama. “Mutu guru juga sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan dan pelatihan guru itu sendiri,” ujar Daniel yang saat dihubungi sedang berada di Inggris.


Kata Daniel, terkait ini ia meminta agar IKIP yang dulu pernah ada dan sekarang telah berubah statusnya sebagai universitas, dikembalikan peran dan fungsinya seperti dulu.


Ia juga meminta sertifikasi tidak dilakukan oleh pemerintah seperti sekarang ini. “Sebaiknya sertifikasi dilakukan oleh asosiasi profesi guru. Masyarakat guru harus membangun asosiasi guru yang kuat dan terpercaya serta berwibawa seperti Ikatan Dokter Indonesia dan asosiasi sejenis lainnya,” ujar Daniel.


Menteri Pendidikan M Nuh juga mengakui, upaya peningkatan kualitas guru merupakan pekerjaan rumah yang tidak bisa langsung seluruhnya diselesaikan. “Kesejahteran guru memang sudah menjadi salah satu perhatian pemerintah dengan salah satunya mengikutsertakan guru dalam proses sertifikasi. Namun dalam menyelesaikan pekerjaan ini tentu gak iso sak dhek sak nyet,” ujarnya. faz



sumber:Surabaya Post


Anda Ingin Tahu Berita Seputar Batu Bara?

Klik Disini

Sejarah (manaqib)
KH.Siradjuddin Abbas


[+/-] Selengkapnya...

18 November 2009

Film 2012

MUI Malang Haramkan Film 2012



MALANG--www.republika.co.id
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengharamkan film 2012 karena dampak isi cerita film tersebut akan membuat masyarakat resah terkait tibanya hari kiamat pada 2012. MUI Kabupaten Malang juga mengimbau umat Islam untuk tidak menonton film tersebut apalagi mempercayai isinya.


Ketua MUI Kabupaten Malang, KH Mahmud Zubaidi, kemarin, mengatakan, sebagai orang Islam memang harus mempercayai adanya hari kiamat. Namun, untuk penggambaran secara nyata dan kepastian terjadinya, merupakan kuasa dari Yang Maha Kuasa.



"Mengenai kapan terjadinya hari kiamat merupakan kuasa dari Sang Pencipta. Jadi kita tidak boleh menentukan hari ataupun tahunnya. Jika hal itu terjadi maka bisa dikatakan menyesatkan," kata dia.



Ia menyayangkan, penayangan film yang berjudul 2012 dan menceritakan hari kiamat dengan penggambaran secara nyata yang kini banyak diputar di bioskop. Menurut dia, pengharaman MUI Malang ini merupakan respons terhadap isi cerita film tersebut yang terlalu jauh menceritakan waktu datangnya kiamat pada 2012. ”Film 2012 tidak pantas untuk ditayangkan sebab bisa memengaruhi pemikiran orang. Ini menyesatkan,” kata dia.



“Mereka akan cenderung percaya bahwa hari kiamat benar datang pada 2012. Inilah efek negatif dari film tersebut,”kata dia.



Film tersebut diangkat dari penemuan arkeolog terkait peninggalan sistem kalender suku Maya kuno di selatan Meksiko, sekarang Guatemala. Berdasarkan penemuan itu, suku Maya memiliki sistem kalender berdasarkan perbintangan yang berakhir pada Desember 2012. Film 2012 menceritakan akan berakhirnya peradaban bumi berdasarkan sistem kalender suku Maya.



Sementara itu, MUI Jatim mendukung fatwa haram yang dikeluarkan MUI kabupaten/kota atas film 2012. Film yang ditayangkan serentak di bioskop tanah air tersebut dinilai bisa merusak keimanan dan mengganggu mental anak. ”Kalau ada fatwa haram tidak apa-apa. Kalau MUI provinsi dalam mengeluarkan fatwa masih melihat perkembangan,” ungkap Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori kemarin.



MUI Jawa Barat merespons biasa film 2012. Ketua MUI Jabar KH Hafidz Utsman mengaku prihatin dengan mencuatnya kontroversi mengenai film 2012. Menurut dia, tidak ada yang perlu diributkan dari film ini karena seperti karya seni komersial lainnya, 2012 bukanlah mengedepankan fakta, melainkan fiksi belaka. “Namanya film kan rekayasa, tontonan untuk hiburan yang ada skenarionya. Persoalan tema, itu bergantung kreativitas tim produksinya bagaimana supaya menarik, menjadi sensasi, dan layak jual,” ujar Hafidz.



Menanggapi antusiasme masyarakat dalam menonton film 2012, MUI pusat pun turun tangan. MUI membantah tanda-tanda kiamat seperti yang digambarkan film tersebut. “Kiamat (seperti yang digambarkan dalam Alquran) tidak sama seperti film 2012,” ungkap Sekretaris Umum MUI Ikhwan Syam kemarin.



Ikhwan Syam menjabarkan, kiamat seperti yang digambarkan di dalam Alquran adalah bumi digulung, langit runtuh, gunung diratakan. “Jadi, tidak cocok dengan yang di dalam film,” katanya. Sebagai orang yang beriman, kata Ikhwan, tidak masalah kapan menghadapi kiamat, apakah hari ini, besok, atau tiga hari ke depan, karena harus siap. Terkait fatwa haram, MUI pusat belum melakukan pembahasan mengenai film tersebut.


National Teacher's Day is commemorated in the same time as PGRI's birthday (PGRI= Indonesian's Teacher Association). National Teacher's Day in not a holiday, and it is celebrated by having a ceremonial activity by giving a recognition to a certain teachers, head masters, and/ or school attendant.

[+/-] Selengkapnya...

Menuju Parpol Islam Modern

Menuju Parpol Islam Modern


Maka saat ini perlu dilakukannya revitalisasi isu oleh parpol Islam sebagai basis kampanye politik ke depan. Isu “Negara Islam” dan “Piagam Jakarta” tampaknya tak mampu menguatkan identifikasi pemilih muslim kepada parpol Islam

Justru isu seperti penguatan dan penyelamatan nilai-nilai keluarga menjadi menarik bagi pemilih muslim, sebagaimana terangkum dalam gerakan anti pornoaksi dan pornografi yang secara konsisten diperjuangkan oleh PKS. Dan terbukti PKS tidak tergerus suaranya dalam pemilu 2009, meski juga hanya mampu menaikkan dukungan 1,09 persen saja.

Pada sisi lain, parpol Islam mengalami defisit tokoh dan sebagian justru mengalami konflik internal sebagaimana terjadi pada Gus Dur dengan PKB dan Amien Rais dengan PAN. Proses regenerasi belum berjalan dengan baik sehingga mengakibatkan terjadinya stagnansi politik internal. Oleh karenanya parpol Islam harus melakukan modernisasi partai berbasis manajemen modern dan meritokrasi yang rasional.

PKS dapat menjadi role model yang baik bagi pengembangan parpol yang modern. Hal tersebut kemudian menjadi solusi jitu bagi problem akut parpol atas ketergantungannya pada figur tokoh tertentu. Sehingga PKS tidak mengenal adanya dinasti politik, karena sistem perebutan pengaruh politik dilakukan melalui meritokrasi yang rasional.

Parpol Islam juga harus mampu melakukan diversifikasi pemilih, dengan melakukan penetrasi pemilih muslim non –ideologis yang selama ini berada dalam ceruk pemilih mengambang (Swing voters). Oleh karenanya perlu dilakukan pembentukan citra baru pada parpol Islam.

Parpol Islam harus tidak lagi menampilkan citra yang kaku, inklusif dan ideologis, melainkan justru tampil segar, ringan dan pluralis. Dan sekali lagi PKS mampu menunjukkan bagaimana reinkarnasi citra tidak berarti mengubah orientasi partai secara keseluruhan. Ideologi tetap di kanan dan isu didorong ke tengah, menjadi begitu sukses ditangan PKS.

Perubahan substansial harus dilakukan oleh parpol Islam di tengah gencaran partai tengah yang terus menggurita seperti Demokrat, Golkar, Hanura dan Gerindra. Parpol Islam harus berbenah dalam kompetisi yang semakin keras dan menjadi modern adalah pilihan utamanya.

Tidak perlu terlalu jauh untuk menjadikan parpol lain di manca Negara sebagai role model. Cukup berkaca pada PKS dan parpol Islam akan mendapati beragam pelajaran penting, bagaimana sebuah partai Islam modern dibangun tanpa harus mengorbankan orientasi dan ideologi partai. Selamat belajar dan berbenah parpol Islam!

Karel Susetyo
Analis Politik Charta Politika


Sumber : = "Sabili Cyber.Com"

[+/-] Selengkapnya...

17 November 2009

Puisi Aprilia


CINTA PUTIHKU



Cinta putihku

kujaga slalu

dan hanya untukmu


Perlahan kuukir namamu

dan ku buktikan di lisanku

ku pandangi wajah cinta itu

hingga mentari enggan menyapaku


Karena ku tutup pintu hatiku

dan ku hadiahkan untukmu

hanya untukmu


Tapi sayang.......

Cinta putihku malang

yang ku ukir indah

kini terbang melayang


Bumbu cinta bukan kasih sayang

hanya kenangan dari pengkhianatan


Cinta putihku pergi

keindahannya hancur

tak terperi

cinta putihku kini

menggores hati yang hampir mati


Hingga seketika angin pun

tak dapat menyejukkan hatiku

yang hampir mati
yang penuh dengan kegelisahan hati



Simpang Galon, Nopember 2009





Dapatkan buku pegangan Bahasa Arab Untuk Siswa Madrasah Aliyah Sekarang Juga.
Hubungi 081397087615


Buruan. Nanti Kehabisan




[+/-] Selengkapnya...

16 November 2009


Aneka Tips



Air Nanas Usir Ketombe?



Rambut adalah mahkota. jika anda memiliki kulit kepala

yang berketombe biasanya berpengaruh pada rambut dan

kulit kepala menjadi gatal.

Ada cara tradisional yang bisa mengatasi masalah ini.

Ambil Nanas yang masih muda. Kupas dan setelah itu

dilumatkan, boleh diparut atau diblender, peras untuk

diambil airnya. ambil airnya, cukup satu gelas saja.

Kemudian campurkan santan kental lalu pakai untuk

keramas. dalam waktu singkat ketombe pasti musnah dan

rambut anda kembali subur dan indah.



Sumber : Liberty 1 - 10


[+/-] Selengkapnya...


Aneka Tıps



Getah Pisang Suburkan Rambut



Anda memiliki masalah dengan rambut? Kusut, merah,

bercabang serta tak bercahaya. usah gelisah dan jangan

buru-buru pergi ke salon yang menghabiskan banyak biaya.

ada cara mudah untuk mengatasi problema rambut tersebut.

Hebatnya lagi, bahan-bahan itu ternyata sangat tersedia

disekitar kita



Ambil cairan dari pohon pisang. Biasanya, pohon

pisang itu dipotong sehari sebelumnya dibuatkan lubang

pada pangkal batangnya. Setelah sehari, maka lubang

tersebut akan penuh terisi oleh cairan. Gosokkan cairan

itu pada kulit kepala. Lakukan dalam beberapa hari.

Lihatlah rambut anda akan berubah menjadi lebih subur,

megar, hitam dan bercahaya.



Sumber: Liberty 1 - 10 Maret 2006

[+/-] Selengkapnya...

Puısı Aprılıa



Gejolak Jiwa Aprilia Ramadhani

MENGHARAP SETETES EMBUN DI PADANG GERSANG



Aku bertanya pada diriku

Akankah kudapatkan

Satu pengharapan yang kuinginkan

Didalam dentingan waktu yang kian berlalu



Aku mengharap satu kemudahan

Dalam menelusuri hidupku

Didalam jiwa ini

Tertanam suatu impian

Yang terasa sulit tuk meggapainya


Aku bagai seorang musafir

Yang berjalan di padang pasir

Yang mengayuh langkahku

Untuk menuju suatu tempat

dimana tempat itu sulit ku gapai

tapi aku tahu

aku akan sampai disana

menikmati setetes embun

yang jernih dan suci

untuk ku teguk

disaat haus melanda jiwa

untuk penyejuk

disaat panas dan gersang

menyapa



Ya .....Rabbi.
Izinkan ku gapai impian
yang begitu lama menghias tidurku

biarkan kureguk

setetes embun

penyejuk kalbu



Hamba tengadahkan tangan ini

harapkan kearifan Mu

jauhkan daku

dari kenistaan

dan kedurhakaan diri

terhadap Mu


Simpang Galon, Nopember 2009




Calo CPNS itu bohong

[+/-] Selengkapnya...

13 November 2009

12 Tips for Muslim Youth



Why should you, a young Muslim, be helping to bring your friends closer to Allah?

After all, you've got your own struggles to deal with: trying to explain why you pray to hostile teachers, Hijab discrimination, standing up in class when the professor attacks Islam, dealing with parents who think you've gone nuts because you're growing a beard, or all the other difficulties faced by a number of practicing Muslim youth?


Why should you, a young Muslim, be helping to bring your friends closer to Allah?
Why should you, a young Muslim, be helping to bring your friends closer to Allah?

After all, you've got your own struggles to deal with: trying to explain why you pray to hostile teachers, Hijab discrimination, standing up in class when the professor attacks Islam, dealing with parents who think you've gone nuts because you're growing a beard, or all the other difficulties faced by a number of practicing Muslim youth?

Islam was never meant to be an individualistic faith, reserved for the "chosen few". Muslims have a duty to spread the Deen, and practicing Muslim youth, whether beginners, activists or leaders have a crucial role to play.

"Allah has put them in a position that perhaps no one else is in," notes Sheema Khan, former Muslim Youth of North America (MYNA) advisor for eastern Canada. "They have the means to communicate with their peers, they have an understanding of what they're going through plus they have the guidance of Islam."

Who is your childhood friend, who would rather spend Fridays at MacDonald's than the Masjid, or your classmate who is Muslim in name and only knows that "Muslims don't eat pork" going to listen to: the nice Imam of the Masjid who would freak out if he saw the way they were dressed and talked or you who may have grown up with them, joked with them, or see them everyday in school?

The answer is obvious: you.

Don't panic. Here are some tips and advice which can help from other Muslims, many of whom have been there and done that:

Tip #1: Make your intention sincere

All work we do should ideally be for the sake of Allah. That includes the task of bringing someone closer to Allah. That of course means this should not be connected to arrogance, thinking you're the teacher and everyone else should be lucky you've embarked on a crusade to save them. Guidance is from Allah. Make Dua and make sincere efforts and remember Allah can also misguide you if He wills (we seek refuge in Allah from that).

Tip #2: Practice what you preach

Not practicing what you preach is wrong and you will lose the confidence of anyone, young or old, once they figure you out. Don't do it.

Tip #3: Use the Quran and Seerah (biography of the Prophet) as Dawa guides

Read and understand those chapters of the Quran which talk about how the Prophets presented the message of Islam to their people. Read the Seerah to see especially how the Prophet Muhammad (peace and blessings be upon him) brought Islam to so many different people, including young people.

As well, talk to Dawa workers, and check out manuals they may have written, like Yahiya Emerick's How to Tell Others About Islam.

Tip #4: Talk to people as if you really don't know them

Don't assume you know someone just by looking at them. You don't know that the Muslim girl in your homeroom who walks through the school's hallways as if they were fashion show catwalks is not someone you can talk to about Allah because she looks like a snob. Or that the Muslim guy who you've never seen at Juma at your university is a "bad Muslim". Maybe he was never really taught Islam and has no idea what importance Friday prayers have in Islam, especially for Muslim men.

Tip #5: Smile

Did you know the Prophet was big on smiling? But many "practicing" Muslims seem to have "their faces on upside down" as one speaker once said-frowning and serious.
Smiling, being polite and kind are all part of the manners of the Prophet, which we must exercise in our daily lives. If we want to approach others with Islam, we have to make ourselves approachable. Smiling is key to this.

But note that being approachable does not mean being flirtations with the other gender. There are Islamic rules for how men and women should deal with each other which have to be respected. Dawa is no excuse to have long and private conversations and meetings with the other sex, for example. Set up a system where someone expressing an interest in Islam is referred to someone of the same sex.

Tip #6: Take the initiative and hang out with them

Take the first step and invite someone you may have spoken to a couple of times to sit at lunch together, to check out a hockey game or invite them over for Iftar in Ramadan. Also, share difficulties, sorrows and frustrations. Help with homework, be a shoulder to cry on when depression hits, or just plain listen when your friend is upset, discuss common problems and KEEP THEIR SECRETS. There are few things as annoying as a snitch and backstabber. But an important note: if the problem is of a serious nature,(i.e. your friend is thinking of committing suicide or is taking drugs), notify and consult an adult immediately.

Tip #7: Show them Islam is relevant today, right here, right now

Young people may think Islam is too "old fashioned" and not in tune with the modern age. Prove this wrong. Show how Islam is really about relating to Allah, which any human being can do, anywhere, anytime. Allah is always closer to you than your jugular vein and He hears and knows everything. Encourage friends to ask Allah's help during tests, exams, and in dealing with problems at home with parents and siblings. Also point out how Islam relates to teenagers: Islam gives you focus and an understanding of who you are and where you are going, which most of "teen culture" does not.

Tip #8: Get them involved in volunteer work with you

If you are already involved in the community, get your friend to help out. Ask them to make a flyer for one of your youth group's events or brainstorm for ideas about activities to hold this school year. This involvement makes them feel part of the Muslim community and deepens your friendship, since you are now working together on something beneficial for both of you. Make sure you thank them for their contribution.

Tip #9: Ask them 4 fundamental questions

As your friendship develops, you will notice the topics you discuss may become more serious. You may be discussing, for instance, future goals and plans. Khan recommends four questions to ask that can steer the topic to Allah and Islam:
a. Where am I going in life and what would make me really happy deep down inside?
b. What do I believe?
c. Who should I be grateful to?
d. Did I get to where I am today without the help of anyone?
Tip #10: Emphasize praying five times a day before any other aspect of Islam

A person's main connection with Allah, on a daily basis, is through the prayer five times a day. Don't emphasize any other aspect of Islam until your friend starts making a real effort to pray five times a day. Emphasize the direct connection one has with Allah in prayer. If they are facing a problem, tell them to pray, and to ask Allah for help in Salah and outside this time. When possible, make it a point to pray together during your "hang out time". If your friend begins to pray, that is the first step to other aspects of Islam like giving up swearing, treating parents with respect or dressing Islamically.

Tip# 11: Help instill confidence in adults

Adults, like Bart Simpson's dad Homer, are considered bumbling idiots in the eyes of "teen culture". Your job as a young Muslim is to help turn the tables on this false and unIslamic belief. All you have to do is this: when a Muslim adult does something good (i.e. saving someone's life, donating money to a worthy cause, the Imam gives a good speech, taking good care of his/her family) bring it up in the course of your conversations with your friend and praise the adult in question. Doing this regularly may not only change your friend's perspective, but could lead to them seeing their own parents in a more respectful way.

Tip #12: Support them even when they become more practicing

Remember, just because a person starts practicing Islam more regularly, this does not mean everything will be okay from this point onwards. There will still be hard times, difficulties. There may be times when your friend may have doubts about his or her newfound practice of Islam. Be there to reassure them.

Source: http://www.soundvision.com/Info/parenting/teens/12tips.asp

[+/-] Selengkapnya...

10 November 2009

Pemikiran Salafi

Pemikiran Salafi

Aulawiyaat Al Harokah Al Islamiyah fil Marhalah Al Qodimah - Dr.Yusuf Al Qordhowi

Yang dimaksud dengan "Pemikiran Salafi" di sini ialah kerangka berpikir (manhaj fikri) yang tercermin dalam pemahaman generasi terbaik dari ummat ini. Yakni para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan setia, dengan mempedomani hidayah Al-Qur'an dan tuntunan Nabi SAW.
Kriteria Manhaj Salafi yang Benar

Yaitu suatu manhaj yang secara global berpijak pada prinsip berikut :

1. Berpegang pada nash-nash yang ma'shum (suci), bukan kepada pendapat para ahli atau tokoh.
2. Mengembalikan masalah-masalah "mutasyabihat" (yang kurang jelas) kepada masalah "muhkamat" (yang pasti dan tegas). Dan mengembalikan masalah yang zhanni kepada yang qath'i.
3. Memahami kasus-kasus furu' (kecil) dan juz'i (tidak prinsipil), dalam kerangka prinsip dan masalah fundamental.
4. Menyerukan "Ijtihad" dan pembaruan. Memerangi "Taqlid" dan kebekuan.
5. Mengajak untuk ber-iltizam (memegang teguh) akhlak Islamiah, bukan meniru trend.
6. Dalam masalah fiqh, berorientasi pada "kemudahan" bukan "mempersulit".
7. Dalam hal bimbingan dan penyuluhan, lebih memberikan motivasi, bukan menakut-nakuti.
8. Dalam bidang aqidah, lebih menekankan penanaman keyakinan, bukan dengan perdebatan.
9. Dalam masalah Ibadah, lebih mementingkan jiwa ibadah, bukan formalitasnya.
10. Menekankan sikap "ittiba'" (mengikuti) dalam masalah agama. Dan menanamkan semangat "ikhtira'" (kreasi dan daya cipta) dalam masalah kehidupan duniawi.

Inilah inti "manhaj salafi" yang merupakan khas mereka. Dengan manhaj inilah dibinanya generasi Islam terbaik, dari segi teori dan praktek. Sehingga mereka mendapat pujian langsung dari Allah di dalam Al-Qur'an dan Hadits-Hadits Nabi serta dibuktikan kebenarannya oleh sejarah. Merekalah yang telah berhasil mentransfer Al-Qur'an kepada generasi sesudah mereka. Menghafal Sunnah. Mempelopori berbagai kemenangan (futuh). Menyebarluaskan keadilan dan keluhuran (ihsan). Mendirikan "negara ilmu dan Iman". Membangun peradaban robbani yang manusiawi, bermoral dan mendunia. Sampai sekarang masih tercatat dalam sejarah.
Citra "Salafiah" Dirusak oleh Pihak yang Pro dan Kontra

Istilah "Salafiah" telah dirusak citranya oleh kalangan yang pro dan kontra terhadap "salafiah". Orang-orang yang pro-salafiah - baik yang sementara ini dianggap orang dan menamakan dirinya demikian, atau yang sebagian besar mereka benar-benar salafiyah - telah membatasinya dalam skop formalitas dan kontroversial saja, seperti masalah-masalah tertentu dalam Ilmu Kalam, Ilmu Fiqh atau Ilmu Tasawuf. Mereka sangat keras dan garang terhadap orang lain yang berbeda pendapat dengan mereka dalam masalah-masalah kecil dan tidak prinsipil ini. Sehingga memberi kesan bagi sementara orang bahwa manhaj Salaf adalah metoda "debat" dan "polemik", bukan manhaj konstruktif dan praktis. Dan juga mengesankan bahwa yang dimaksud dengan "Salafiah" ialah mempersoalkan yang kecil-kecil dengan mengorbankan hal-hal yang prinsipil. Mempermasalahkan khilafiah dengan mengabaikan masalah-masalah yang disepakati. Mementingkan formalitas dan kulit dengan melupakan inti dan jiwa.

Sedangkan pihak yang kontra-salafiah menuduh faham ini "terbelakang", senantiasa menoleh ke belakang, tidak pernah menatap ke depan. Faham Salafiah, menurut mereka, tidak menaruh perhatian terhadap masa kini dan masa depan. Sangat fanatis terhadap pendapat sendiri, tidak mau mendengar suara orang lain. Salafiah identik dengan anti pembaruan, mematikan kreatifitas dan daya cipta. Serta tidak mengenal moderat dan pertengahan.

Sebenarnya tuduhan-tuduhan ini merusak citra salafiah yang hakiki dan penyeru-penyerunya yang asli. Barangkali tokoh yang paling menonjol dalam mendakwahkan "salafiah" dan membelanya mati-matian pda masa lampau ialah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah beserta muridnya Imam Ibnul-Qoyyim. Mereka inilah orang yang paling pantas mewakili gerakan"pembaruan Islam" pada masa mereka. Karena pembaruan yang mereka lakukan benar-benar mencakup seluruh disiplin ilmu Islam.

Mereka telah menumpas faham "taqlid", "fanatisme madzhab" fiqh dan ilmu kalam yang sempat mendominasi dan mengekang pemikiran Islam selama beberapa abad. Namun, di samping kegarangan mereka dalam membasmi "ashobiyah madzhabiyah" ini, mereka tetap menghargai para Imam Madzhab dan memberikan hak-hak mereka untuk dihormati. Hal itu jelas terlihat dalam risalah "Raf'l - malaam 'anil - A'immatil A'lam" karya Ibnu Taimiyah.

Demikian gencar serangan mereka terhadap "tasawuf" karena penyimpangan-penyimpangan pemikiran dan aqidah yang menyebar di dalamnya. Khususnya di tangan pendiri madzhab "Al-Hulul Wal-Ittihad" (penyatuan). Dan penyelewengan perilaku yang dilakukan para orang jahil dan yang menyalahgunakan "tasawuf" untuk kepentingan pribadinya. Namun, mereka menyadari tasawuf yang benar (shahih). Mereka memuji para pemuka tasawuf yang ikhlas dan robbani. Bahkan dalam bidang ini, mereka meninggalkan warisan yang sangat berharga, yang tertuang dalam dua jilid dari "Majmu' Fatawa" karya besar Imam Ibnu Taimiyah. Demikian pula dalam beberapa karangan Ibnu-Qoyyim. Yang termasyhur ialah "Madarijus Salikin syarah Manazil As-Sairin ila Maqomaat Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in", dalam tiga jilid.

Mengikut Manhaj Salaf Bukan Sekedar Ucapan Mereka

Yang perlu saya tekankan di sini, mengikut manhaj salaf, tidaklah berarti sekedar ucapan-ucapan mereka dalam masalah-masalah kecil tertentu. Adalah suatu hal yang mungkin terjadi, anda mengambil pendapat-pendapat salaf dalam masalah yang juz'i (kecil), namun pada hakikatnya anda meninggalkan manhaj mereka yang universal, integral dan seimbang. Sebagaimana juga mungkin, anda memegang teguh manhaj mereka yang kulli (universal), jiwa dan tujuan-tujuannya, walaupun anda menyalahi sebagian pendapat dan ijtihad mereka.

Inilah sikap saya pribadi terhadap kedua Imam tersebut, yakni Imam Ibnu Taimiyah dan Ibnul-Qoyyim. Saya sangat menghargai manhaj mereka secara global dan memahaminya. Namun, ini tidak berarti bahwa saya harus mengambil semua pendapat mereka. Jika saya melakukan hal itu berarti saya telah terperangkap dalam "taqlid" yang baru. Dan berarti telah melanggar manhaj yang mereka pegang dan perjuangkan sehingga mereka disiksa karenanya. Yaitu manhaj "nalar" dan "mengikuti dalil". Melihat setiap pendapat secara obyektif, bukan memandang orangnya. Apa artinya anda protes orang lain mengikut (taqlid) Imam Abu Hanifah atau Imam Malik, jika anda sendiri taqlid kepada Ibnu Taimiyah atau Ibnul-Qoyyim

Juga termasuk menzalimi kedua Imam tersebut, hanya menyebutkan sisi ilmiah dan pemikiran dari hidup mereka dan mengabaikan segi-segi lain yang tidak kalah penting dengan sisi pertama. Sering terlupakan sisi Robbani dari kehidupan Ibnu Taimiyah yang pernah menuturkan kata-kata: "Aku melewati hari-hari dalam hidupku dimana suara hatiku berkata, kalaulah yang dinikmati ahli syurga itu seperti apa yang kurasakan, pastilah mereka dalam kehidupan yang bahagia".

Di dalam sel penjara dan penyiksaannya, beliau pernah mengatakan: "Apa yang hendak dilakukan musuh terhadapku? Kehidupan di dalam penjara bagiku merupakan khalwat (mengasingkan diri dari kebisingan dunia), pengasingan bagiku merupakan rekreasi, dan jika aku dibunuh adalah mati syahid".

Beliau adalah seorang laki-laki robbani yang amat berperasaan. Demikian pula muridnya Ibnul-Qoyyim. Ini dapat dirasakan oleh semua orang yang membaca kitab-kitabnya dengan hati yang terbuka.

Namun, orang seringkali melupakan, sisi "dakwah" dan "jihad" dalam kehidupan dua Imam tersebut. Imam Ibnu Taimiyah terlibat langsung dalam beberapa medan pertempuran dan sebagai penggerak. Kehidupan dua tokoh itu penuh diwarnai perjuangan dalam memperbarui Islam. Dijebloskan ke dalam penjara beberapa kali. Akhirnya Syaikhul Islam mengakhiri hidupnya di dalam penjara, pada tahun 728 H. Inilah makna "Salafiah" yang sesungguhnya.

Bila kita alihkan pandangan ke zaman sekarang, kita temukan tokoh yang paling menonjol mendakwahkan "salafiah", dan paling gigih mempertahankannya lewat artikel, kitab karangan dan majalah pembawa missi "salafiah", ialah Imam Muhammad Rasyid Ridha. Pem-red majalah "Al-Manar' yang selama kurun waktu tiga puluh tahun lebih membawa "bendera" salafiah ini, menulis Tafsir "Al-Manar" dan dimuat dalam majalah yang sama, yang telah menyebar ke seluruh pelosok dunia.

Rasyid Ridha adalah seorang "pembaharu" (mujaddid) Islam pada masanya. Barangsiapa membaca "tafsir"nya, sperti : "Al-Wahyu Al-Muhammadi", "Yusrul-Islam", "Nida' Lil-Jins Al-Lathief", "Al-Khilafah", "Muhawarat Al-Mushlih wal-Muqollid" dan sejumlah kitab dan makalah-makalahnya, akan melihat bahwa pemikiran tokoh yang satu ini benar-benar merupakan "Manar" (menara) yang memberi petunjuk dalam perjalanan Islam di masa modern. Kehidupan amalinya merupakan bukti bagi pemikiran "salafiah"nya.

Beliaulah yang merumuskan sebuah kaidah "emas" yang terkenal dan belakangan dilanjutkan Imam Hasan Al-Banna. Yaitu kaidah :

"Mari kita saling bekerja sama dalam hal-hal yang kita sepakati. Dan mari kita saling memaafkan dalam masalah-masalah yang kita berbeda pendapat."

Betapa indahnya kaidah ini jika dipahami dan diterapkan oleh mereka yang meng-klaim dirinya sebagai "pengikut Salaf".

[+/-] Selengkapnya...

5 November 2009

Ibadah hajı


Ibadah hajı adalah ıbadah yang secara tegas dıperıntahkan oleh Allah dan Rasulnya. Sehingga termasuk menjadi pilar/rukun Islam. Kemudian Rasululah juga memberikan ancaman terhadap orang yang sudah mampu untuk melakukan haji, namun mereka tidak mau mengerjakannya, kata Rasulullah, hendaklah mereka memilih anatara mati dalam kondisi yahudi atau nashrani. Begitulah urgennya ritual ibadah hajı
Ibadah hajı adalah ıbadah yang secara tegas dıperıntahkan oleh Allah dan Rasulnya. Sehingga termasuk menjadi pilar/rukun Islam. Kemudian Rasululah juga memberikan ancaman terhadap orang yang sudah mampu untuk melakukan haji, namun mereka tidak mau mengerjakannya, kata Rasulullah, hendaklah mereka memilih anatara mati dalam kondisi yahudi atau nashrani. Begitulah urgennya ritual ibadah haji.
Namun kita melihat kenyataan dalam masyarakat, masih saja ada orang yang melalaikan diri untuk melaksanakan ibadah haji ini. Hal ini disebabkan karena mereka tidak mengetahui bahwa dirinya telah mampu untuk melaksanakannya. Sehingga mereka lupa terhadap kewajiban melaksanakan ibadah haji. Ada juga yang beralasan bahwa � kata mereka � �saya belum memperolah �seruan� untuk haji�. Mereka ini juga menjadi orang yang melalaikan kewajiban haji.
Menurut penulis bahgi mereka ini perlu diberikan penyadaran dan pencerahan. Mereka perlu dimotivasi dan diadakan pendekatan sehingga mereka sadar bahwa mereka mempunyai kewajiban untuk melaksanakannnya. bersambung

[+/-] Selengkapnya...

4 November 2009

RPP SD

<em>Ampersands & angle brackets need to be encoded.</em>
SEKOLAH DASAR Semester
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I
Tahun Pelajaran : 2009-2010

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : 3 ( tiga )/ I (Satu )

Pertemuan ke : I ( Satu )
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit


Standar Kompetensi: 1. Mempraktikkan berbagai kombinasi gerak dasar melalui permainan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar: 11 Mempraktikkan kombinasi berbagai pola gerak jalan dan lari dalam permainan sederhana, serta aturan dan kerja sama

Indikator:
� Melakukan berbagai pola gerak lokomotor dengan tepat
� Melakukan gerakan berjalan /lariditempat dengan aba aba hitungan
� Melakukan gerakan berjalan cepat/ lari cepat berbelok belok
� Melakukan gerakan berjalan cepat/berlari cepat memindahkan benda bolak balik secara kelompok
� Melakukan variasi gerakan lari ke depan, belakang, samping
I. Tujuan Pembelajaran:
� Siswa dapat melakukan pola gerak lokomotor
II. Materi Ajar (Materi Pokok):
� Pola gerak lokomotor dalam bentuk permainan
II. Metode Pembelajaran:
� Ceramah
� Demonstrasi
� Praktek
IV. Langkah-langkah Pembelajaran :
A. Kegiatan Awal:
� Siswa dibariskan menjadi empat barisan
� Mengecek kehadiran siswa
� Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap
� Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti
� Mendemonstrasikan materi inti yang akan dilakukan/dipelajari
B. Kegiatan Inti:
Pertemuan I
� Melakukan gerakan berjalan di tempat dengan aba-aba hitungan
� Membuat kelompok menjadi beberapa kelomppk
� Melakukan gerakan jalan cepat, lari cepat, dan lari berbelok-belok, lari bolak-balik sambil memindahkan benda dalam bentuk lomba
� Melakukan gerakan lari ke depan, samping, mundur sesuai isyarat guru
C. Kegiatan Akhir / Penenangan
� Siswa di kumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan/ diajarkan
� Memperbaiki tentang kesalahan-kesalahan gerakan
V. Alat dan Sumber Belajar:
� Buku Penjaskes kls. 3
� Diktat permainan bola kecil
� Lapangan
� Bola
�
� Pluit
� Kapur line/tali
VI. Penilaian:
A. Tekhnik :
� Non Tes
B. Bentuk
� Tes Keterampilan/Perbuatan
C. Instrumen
� Soal Praktek

[+/-] Selengkapnya...

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template