10 Desember 2009

Nasehat Imam al-Ghazali


Apabila penyakit yang diderita sudak lama dan kronis, yang menurut diagnosa dokter yang profesional sudah tidak ada harapan lagi untuk disembuhkan,maka ia tidak akan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat terhadap penderita. Ia yakin bahwa yang dia lakukan akan menghabiskan waktu saja dan tidak akan menghasilkan apa-apa.


Sesungguhnya penyakit kebodohan itu empat macam.Satu yang dapat diobati dan selebihnya tidak bisa diobati walaupun dengan terapi yang intensif sekalipun.


Yang tak dapat diobati adalah penyakit, ketika dia mengajukan pertanyaan dan memberikan nasihat, pertanyaan dan nasehatnya berasal dari rasa benci yang dimilikinya terhadap yang ditanya dan yang dinasehatinya. Jika dijawab semua pertanyaannya, walaupun dengan jawaban yang jelas, sistematis, argumen yang sahih, maka semuanya itu tidak akan memuaskan hatinya. bahkan hanya akan menambah kebencian, permusuhan serta kedengkian.
Ketika berhadapan dengan orang yang memiliki type yang seperti ini, janganlah gusar. Karena pada dasarnya segala permusuhan bisa dilenyapkan, kecuali permusuhan orang yang memusuhi karena hati yang dengki.Maka hendaklah menghindarkan diri dari pertengkaran serta permusuhan yang seperti ini. Dan biarkanlah hidup berdamping dengan kejahilannya.Firman Allah:"Maka hendaklah engkau berpaling dari orang yang berpaling dari peringatan "


Orang yang dengki dengan bentuk perkataan dan perbuatan, hanya akan menambah nyala api untuk membakar ilmunya. Sehingga ilmunya binasa dan dia tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmu yang dimilikinya.Sabda Rasulullah:"Kedengkian hati akan memakan segala kebaikan seperti api yang membakar kayu bakar"


Jenis yang kedua adalah penyakit yang timbul dari pikiran yang nyeleneh. Penyakit yang seperti ini pun sulit untuk diobati. Isa alaihissalam berkata: "Aku tidak kalah dari orang yang mampu menghidupkan orang yang mati. Tapi aku kalah terhadap orang yang pikirannya nyasar".


Orang yang memiliki type ini adalah orany yang sungguh malas untuk belajar. Kalaupun mau belajar hanya dalam waktu yang singkat. Tidak serius dalam menuntut ilmu. Namun ia berani untuk berdebat dengan ulama yang betul-betul ihlas dengan ilmunya, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk kepentingan ilmu, baik ilmu syar'i maupun ilmu lainnya.



Orang yang berpikiran nyeleneh ini, beranggapan bahwa dirinya adalah orang yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan menganggap apa yang dia perolah adalah sesuatu yang luar biasa. Ia juga beranggapan ilmu yang dimilikinya adalah ilmu yang sulit dipahami oleh orang yang mumpuni ilmunya.


Jika ia sendiri tidak bisa menakar dirinya, pertanyaan yang diajukannya pun timbul dari sumber pikiran yang nyeleneh semuanya.Seorang ulama tidak akan repot menghabiskan waktu untuk melayani pertanyaan-pertanyaan orang yang seperti ini.


Disadur oleh Jafar dari : Ayyuhal walad




0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template